Zaman sekarang, hampir semua orang menyukai hal-hal yang praktis dan mudah. Termasuk dalam urusan memilih makanan yang akan dikonsumsi sehari-hari. Hal inilah yang kemudian membuat makanan instan, makanan kaleng, dan sejenisnya menjadi semakin banyak peminat.
Tidak hanya menghemat banyak waktu, makanan kemasan biasanya juga menjanjikan rasa yang tidak kalah. Hal ini tentu dirasa menjadi nilai tambah bagi jenis makanan ini. Selain itu, makanan kaleng juga memiliki sisi positif lain, dari kandungan gizi yang dimiliki.
Nyatanya tidak selamanya makanan kaleng rendah nutrisi untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan untuk jaga kesehatan tubuh. Itu karena ada beberapa pilihan makanan yang sebenarnya hampir sama dengan makanan segar. Makanan yang dikemas dalam kaleng yang dijual di pasaran juga ada yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta mineral.
Nutrisi yang terkandung dalam makanan pun disebut masih utuh meski dikemas dalam kaleng. Bahkan beberapa jenis makanan ini malah memiliki kandungan zat gizi yang lebih tinggi dibanding makanan biasa. Namun untuk mendapat manfaat ini, tentunya diperlukan ketelitian dalam memilih makanan kemasan yang akan dikonsumsi. Anda perlu memastikan zat gizi yang terkandung di dalamnya.
Walaupun memiliki sisi positif, ada baiknya Anda tidak terlalu sering mengonsumsi makanan jenis ini apalagi dalam jumlah yang berlebihan. Sebab tak dapat dimungkiri, selain sisi positif, makanan kemasan ini juga memiliki sisi negatif.

1. Kandungan Garam, Gula, dan Pengawet
Untuk dapat bertahan lama, biasanya makanan kaleng akan diberikan zat pengawet. Tak hanya itu, sebagian besar makanan ini mengandung gula dan garam tambahan dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini tentu dapat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam periode waktu yang lama. Apalagi bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, dan gangguan jantung.
2. Mengandung BPA
BPA atau Bisphenol-A merupakan bahan kimia yang sering ditemui dalam makanan kemasan. Berita buruknya, BPA yang terdapat pada kaleng ini dapat berpindah ke makanan. BPA yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan dapat memicu terjadinya berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan kardiovaskular, hingga diabetes mellitus tipe 2. Karena dampak inilah, Food and Drug Administration Amerika Serikat melarang penggunaan BPA pada kemasan makanan.
3. Kontaminasi Bakteri
Meski sudah melewati berbagai proses dan dijamin keamanannya, risiko kontaminasi bakteri serta zat asing lain masih sangat mungkin terjadi pada makanan kaleng. Faktornya bermacam-macam, mulai dari kondisi kaleng yang rusak, retak, atau pecah, hingga pengemasan yang kurang baik.
Dengan dasar kemudahan, makanan kemasan memang merupakan pilihan terbaik bagi banyak orang. Namun, sekalipun ada manfaatnya, Anda tetap perlu mewaspadai pengonsumsian makanan kaleng secara terus-menerus dan dalam jumlah yang banyak.
Demikian pembahasan mengenai makanan kaleng untuk kesehatan Anda. Baca juga artikel kesehatan lainnya. Jangan lupa, cek darah di Triasse dan juga dapatkan tambahan pemasukan melalui program affiliate marketing, klik di sini.
Leave a Reply